Bart Simpson

Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar

| April 22, 2017
1.      PERBEDAAN BAGAIMANA MEMPEROLEH PENGETAHUAN ILMIAH DAN TIDAK ILMIAH

A. Pengetahuan Ilmiah
Pengetahuan ilmiah adalah suatu kesatuan yang melakukan investigasi secara sistematis terhadap alam dan masyarakat. Pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) merupakan hasil dari rangkaian penggunaan metode ilmiah yang mana merupakan prasyarat untuk memperoleh pengetahuan yang benar.
Pengetahuan ilmiah seperti memiliki sesuatu yang spesifik: merupakan hal yang baru di dunia (pengetahuan yang diketahui banyak orang selama ini merupakan ‘common science’ atau pengetahuan tak ilmiah); sistematis diperoleh melalui metode yang telah ditetapkan, dibenarkan secara rasional berdasarkan data empiris, dijelaskan dalam bahasa yang seksama dan intersubjektif serta dapat dikritik dan fallible (dapat keliru).
Pengetahuan ilmiah dipengaruhi oleh ilmuan, dipublikasikan dalam bentuk literature atau artikel, dipelajari oleh siswa dan beberapa di antaranya berkembang sebagai sesuatu yang lumrah di masyarakat. Pengetahuan ilmiah mempunyai nilai kebenaran dan hubungan rasional dan tentu keadaannya member penggambaran yang utuh mengenai objeknya sehingga dapat ditangkap oleh rasio (akal), inilah yang disebut rasional atau logis. Pengetahuan ilmiah juga merupakan kesatuan yang mandiri, saling berkaitan dan membentuk hubungan yang utuh serta diperoleh melalui cara kerja khusus yang tentunya teliti dan terperinci, ini dikatakan sebagai ciri pengetahun ilmiah yakninya sistematis dan metodis.
Kebenaran dari pengetahuan ilmiah boleh diuji kapanpun dan oleh siapapun, kesalahannya boleh diungkap dan terbuka bagi peninjauan kritis, inilah yang dimaksud dengan keintersubjektifan dari pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ilmiah juga mengandung kebenaran yang bersifat umum sehingga diterima oleh akal sehat siapapun yang tentunya kebenaran ini didukung oleh fakta-fakta khusus dan kejelasan fakta-fakta tersebut, atau bias juga dikatakan  pengetahuan ilmiah bersifat universal dan factual. Pengetahuan ilmiah diciptakan tidak hanya sebagai bahan bacaan literature semata, namun pengetahuan ilmiah diciptakan dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. 
Tujuan dari pengetahuan ilmiah bersifat objektif dan normatif. Tujuan objektif maksudnya ialah pengetahuan ilmiah akan menjelaskan objeknya untuk mengungkapkan suatu kebenaran, selaras dengan pernyataan Ernest Nagel dalam The Structure of Science bahwa pengetahuan timbul dari keinginan untuk member penjelasan yang bersifat sistematis dan dapat dikontrol dengan bukti-bukti fakta.
Tujuan normatif dari pengetahuan ilmiah sendiri yaitu memanfaatkan nilai-nilai kebenaran dan mewujudkan nilai-nilai kebaikan. Pengetahuan dimanfaatkan sebagai dasar dari sebuah tindakan agar tindakan tersebut terwujud dalam kepositifan dan kebijaksanaan. Pengetahuan ilmiah juga dimaksudkan untuk menumbuhkan budaya yang baik, yaitu budaya yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan. Singkatnya, pengetahuan ilmiah dapat memberikan manfaat nyata bagi kehidupan manusia dan dapat menghapus kebodohan, keterbelakangan dan ketertinggalan.

B. Pengetahuan Tidak Ilmiah     
Pengetahuan tak ilmiah, atau biasa dikenal juga dengan nama common knowledge, everyday knowledge adalah pengetahuan yang berisi tentang segala informasi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari serta diterima secara layak sebagai kepercayaan kita (standar kelayakan tidak terlalu dituntut, ketergesaan dan aspek emosional dapat diterima) Kontinuitas empiris dalam aktivitas kehidupan sehari-hari juga menjadi sumber didapatkannya pengetahuan tak ilmiah.
Pengetahuan tak ilmiah, sama halnya dengan  pengetahuan ilmiah yaitu menggunakan rasio dalam pengujian dan penerimaannya, namun  pengetahuan tak ilmiah tidak diwujudkan dalam suatu kerangka berfikir atau system berfikir yang disusun secara khusus.
Pengetahuan tak ilmiah, seperti yang telah dijelaskan, bukanlah pengetahuan yang rumit seperti pengetahuan ilmiah, sehingga tidak membutuhkan metode ilmiah yang sistematis untuk memperolehnya. Hal ini menyebabkan bentuk dari pengetahuan ini tidak sistematis dan tidak menjelaskan objeknya secara rinci, mendalam dan teliti. Tidak ada kejelasan batas dari sebab-akibat yang terbentuk dari pengetahuan ini, sehingga sulit difahami yang mana yang prasangka dan yang mana yang merupakan fakta.
Pengetahuan tak ilmiah berjalan sebagaimana adanya seperti perjalanan hidup kita. Jika kondisi kebenarannya terpenuhi, maka pengetahuan ini melingkupi segala aspek kehidupan kita tentang dunia, moral dan etika, bagaimana menghasilkan uang atau mendapatkan makanan, bagaimana berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana membuat keputusan, dan banyak lagi. Hal ini mengindikasikan bahwa pengetahuan tak ilmiah lebih praktis dan manfaatnya dapat dirasakan sengan jelas oleh masyarakat umum ketimbang pengetahuan ilmiah. Sumber dari pengetahuan tak ilmiah adalah keluarga, teman, media dan pengalaman serta  pemikiran kita sendiri. Pengetahuan ini cenderung sulit untuk dijelaskan dengan bahasa yang tepat dan terperinci

2. KEUNGGULAN DAN KETERBATASAN SERTA PERANAN METODE ILMIAH DALAM PERKEMBANGAN PENGETAHUAN

            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan menurut Peter R.Senn metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Dan metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Sedangkan metode ilmiah sendiri adalah metode atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
Sedangkan Dictionary of Behavioral Science metode ilmiah adalah “Teknik-teknik dan prosedur-prosedur pengamatan dan percobaan yang menyelidiki alam yang dipergunakan oleh ilmuwan-ilmuwan untuk mengolah fakta-fakta, data, dan penafsirannya sesuai dengan asas-asas dan aturan-aturan tertentu.
Keunggulan dan keterbatasan metode ilmiah :
1.      Melahirkan sikap ilmiah yang terpuji
2.      Kebenaran ilmu tidak absolut
3.      mendorong belajar ilmu terus menerus
4.      Mencintai kebenaran yang objektif
5.      Tidak mudah percaya pada tahayul atau peruntungan semata
6.      Membimbing rasa ingin tahu
7.      Tidak berfikir secara prasangka

Kelemahan- kelemahan metode ilmiah dapat kita lihat dari segi cakupan atau jangkauan dari kajiannya, asumsi yang melandasinya, dan kesimpulannya bersifat relatif.
1. Metode ilmiah hanya bisa digunakan pada pengkajian objek-objek material yang dapat di lihat dengan indera. Metode ini khusus untuk ilmu-ilmu eksperimental. Dan melakukan pengamatan terhadap materi tersebut serta berbagai kondisi dan faktor yang ada baik yang alami maupun yang telah mengalami perlakuan.
2. Metode ilmiah mengasumsikan adanya penghapusan seluruh informasi sebelumnya tentang objek yang akan dikaji, dan mengabaikan keberadaannya, kemudian memulai pengamatan dan percobaan atas materi. Ini dikarenakan kalau metode ini mengharuskan kita untuk menghapuskan diri dari setiap opini dan keyakinan si peneliti mengenai subjek kajian
3.  Kesimpulan yang didapat ini bersifat spekulatif atau tidak pasti
4. Metode ilmiah tidak bisa diterapkan pada pengetahuan yang tidak termasuk ke dalam kelompok ilmu

Penelitian atau research berasal dari kata “Re” dan “To” search “, yang berarti mencari kembali. Penelitian tidak lain adalah “art and science” guna mencari jawaban terhadap suatu permasalahan” (Yoseph dan Yoseph, 1979:23). Karena seni dan ilmiah maka penelitian juga akan memberikan ruang yang akan mengakomodasi adanya perbedaan tentang apa yang dimaksud dengna penelitian. Penelitian ialah “proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara” (Karlinger 1986:23).
Tujuan penelitian antara lain:
1. Memperoleh informasi.
2. Mengembangkan dan menjelaskan data penelitian.
3. Menerangkan, memperediksi, dan mengontrol suatu ubahan.

Fungsi penelitian:
1. Menemukan sesuatu yang baru.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan.
3. Melakukan validitas
4. Menemukan permasalahan penelitian
5. Menambah khazanah pengayaan ilmiah
Berdasarkan fungsi penelitian diatas mengembangkan ilmu pengetahuan dapat dikatakan bahwa penelitian dapat berperan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan.


3. Mitos
Mitos adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional. Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya. Mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan, sebagai alegori atau personifikasi bagi fenomena alam atau sebagai suatu penjelasan tentang ritual. Mereka disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius atau ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu, dan sebagai bahan ajaran dalam suatu komunitas.


CERITA RAKYAT : ASAL MUASAL MINANGKABAU


Zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Pagaruyung. Raja Pagaruyung adalah seorang pemimpin yang arif dan adil. Suatu hari, terdengar kabar bahwa Kerajaan Majapahit dari Pulau Jawa akan menyerang Kerajaan Pagaruyung. Pasukan Kerajaan Majapahit mulai berdatangan dan berdiam di daerah perbatasan untuk mengatur strategi merebut kerajaan yang aman dan terteram itu.
Raja Pagaruyung mengumpulkan para hulubalang dan panglima perang untuk berunding. “Aku mengumpulkan kalian untuk membicarakan langkah yang akan kita tempuh dalam menghadapi pasukan Kerajaan Majapahit. Saat ini, mereka sudah berada di perbatasan dan siap menyerang. Bagaimana menurut kalian?" kata Sang Raja.
"Paduka, kita tidak dapat melakukan penyerangan yang akan menimbulkan kesengsaraan rakyat. Bagaimana pun peperangan akan merugikan rakyat kita sendiri," kata penasihat Raja.
"Aku setuju. Kita harus memikirkan cara untuk mengalahkan mereka tanpa harus membuat rakyat sengsara.” ujar Raja.
"Paduka, lebih baik kita ajak mereka berunding dan meminta mereka untuk meningalkan kerajaan ini. Jika dengan cara berunding ternyata tidak menyelesaikan masalah, kita tantang mereka untuk adu kerbau!" kata panglima perang.
Raja setuju dengan pendapat panglima perang. Lalu, mereka mulai menyusun rencana. Raja memerintahkan putrinya, Datuk Tantejo Gerhano, untuk pergi ke perbatasan. Datuk Tantejo Gerhano adalah seorang gadis yang mempunyai tata karma yang tinggi dan lembut hati. Sebelum pergi, ia mendandani gadis-gadis dan dayang-dayang yang akan menemaninya.

Di perbatasan, Datuk Tantejo Gerhano mendekati kemah-kemah pasukan Kerajaan Majapahit. "Selamat Datang Tuan-Tuan yang baik. Kami diutus oleh Raja untuk menyambut Tuan semua. Jika Tuan-Tuan berkenan, Raja ingin mengudang Tuan-Tuan semua ke istana. Namun sebelum itu, silahkan cicipi makanan-makanan yang sudah kami bawa;" kata Datuk Tantejo Gerhano.
Pasukan Kerajaan Majapahit merasa senang sekaligus heran. Mereka mengira akan disambut oleh pasukan perang Kerajaan Pagaruyung, tetapi ternyata disambut oleh gadis-gadis cantik yang ramah dan makanan yang enak-enak.
Usai menikmati santapan lezat itu, pasukan Kerajaan Majapahit diantar menuju istana menemui Raja. Raja Pagaruyung menyambut mereka dengan ramah. "Selamat datang di kerajaan kami, Tuan-Tuan. Jika boleh kami tahu, apakah tujuan Tuan semua datang ke sini?"
"Kami mendapatkan tugas untuk merebut Kerajaan Pagaruyung,"" kata salah seorang prajurit Majapahit.
"Saya mengerti. Baiklah, bagaimana kalau peperangan kita ganti saja dengan adu kerbau. Siapa yang kerbaunya menang, ia boleh berkuasa di kerajaan ini,” ujar Raja Pagaruyung.
Prajurit-prajurit Kerajaan Majapahit setuju. Lalu, mereka menyiapkan seekor kerbau yang sangat besar dan kuat untuk diadu dengan kerbau dari Kerajaan Pagaruyung.
Kerajaan Pagaruyung justru memilih seekor anak kerbau yang masih menyusu dengan ibunya. Anak kerbau itu sengaja dipisahkan dari induknya selama tiga hari, sehingga anak kerbau itu tidak bisa menyusu pada induknya dan menjadi haus. Lalu, di mulut anak kerbau itu dipasang sebuah besi yang berbentuk kerucut dan sangat runcing.
Hari yang ditentukan pun tiba. Kerbau-kerbau aduan dibawa ke gelanggang. Kerajaan Majapahit memiliki kerbau aduan yang besar dan kuat.
"Kalahkan saja kerbau kecil itu!" teriak para prajurit Kerajaan Majapahit dari pinggir gelanggang.
Kerbau aduan Kerajaan Majapahit terlihat beringas menyerang lawannya, si kerbau kecil. Sementara itu, anak kerbau milik Kerajaan Pagaruyung segera mengejar kerbau besar itu untuk menyusu. Rupanya, ia mengira bahwa kerbau besar itu adalah ibunya. Moncong kecilnya berusaha menggapai perut kerbau Iawannya, sehingga perut kerbau Kerajaan Majapahit terluka. Karena luka yang semakin banyak, kerbau Kerajaan Majapahit pun tersungkur dan mati.
"Manang Kabau! Manang Kabau!" teriak rakyat Pagaruyung dengan gembira.
Pasukan Kerjaan Majapahit diizinkan untuk kembali ke kerajaannya dengan damai tanpa peperangan. Sementara itu, berita kemenangan kerbau Kerajaan Pagaruyung menjadi buah bibir di seluruh negeri. Manang kabau adalah bahasa penduduk setempat yang berarti Menang kerbau. Akhirnya, daerah itu dikenal dengan sebutan Manang Kabau yang lama-kelamaan menjadi Minangkabau.
edit
Newer Posts

disconnecting from our technology to reconnect with ourselves is absolutely essential

Powered by Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Translate

© Design 1/2 a px. · 2015 · Pattern Template by Simzu · © Content bibliophile